Panduan Sederhana Tentang Perubahan Pajak Jepang dari 8% Menjadi 10%! Lengkap dengan Informasi Apa yang Berlaku dan Pengecualiannya

Pada tanggal 1 Oktober 2019, tarif pajak konsumsi di Jepang dinaikkan dari 8% menjadi 10%. Pemerintah Jepang memberlakukan kenaikan pajak guna mengamankan modal untuk jaminan sosial di masa mendatang, tetapi ada beberapa opini yang menganggap perincian perubahan tarif pajak terlalu rumit. Kebingungan tersebut berawal dari pengenalan “pengurangan tarif pajak” yang diterapkan pada produk-produk tertentu. Dengan kata lain, tidak semua produk dipengaruhi tarif pajak baru. Industri jasa makanan secara khusus memiliki kategori yang lebih terperinci mengenai apa saja yang berlaku dan tidak berlaku untuk pengurangan atau kenaikan tarif pajak. Jadi, apakah tarif pajak baru memberikan efek pada wisatawan dan orang asing yang tinggal di Jepang? Di artikel ini, kami akan menguraikan rincian kenaikan pajak dan menjelaskan pada produk apa saja kebijakan tersebut berlaku atau tidak berlaku.

Kenaikan Pajak Jepang Dari 8% menjadi 10%

belle’s / Shutterstock.com

Tarif pajak konsumsi di Jepang dinaikkan dari 8% menjadi 10% pada tanggal 1 Oktober 2019. Pajak konsumsi pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1989 sebesar 3% dan meningkat menjadi 5% di tahun 1997, kemudian naik ke 8% tahun 2014. Tanggal 1 Oktober lalu menjadi yang ketiga kalinya tarif pajak konsumsi dinaikkan. Dengan semakin bertambahnya populasi usia tua dan rendahnya tingkat kelahiran, beban yang ditanggung pada populasi pekerja di Jepang terus meningkat untuk mempertahankan dan mendukung hal-hal penting seperti jaminan sosial.

Dalam situasi tersebut, jika pajak perusahaan atau pajak penghasilan dinaikkan ke sumber modal untuk jaminan sosial, populasi pekerja akan menanggung beban paling besar. Itulah sebabnya pengenalan kenaikan pajak konsumsi dianggap sebagai opsi terbaik agar seluruh penduduk sebisa mungkin menanggung beban yang sama.

Permasalahannya, mengingat dan memahami kenaikan pajak secara spesifik merupakan hal yang rumit. Ada produk-produk dan jasa-jasa tertentu yang tidak terpengaruh terhadap “pengurangan tarif pajak”. Berikut adalah ulasan dari kami untuk membantu Anda dalam memahami dampak kenaikan pajak konsumsi bagi wisatawan dan orang asing yang tinggal di Jepang.

Apa yang Dimaksud dengan Pengurangan Tarif Pajak?

VTT Studio / Shutterstock.com

Pengurangan tarif pajak dari 10% menjadi 8% pada produk-produk tertentu diberlakukan untuk “mengurangi beban pada produk yang dikonsumsi sehari-hari”. Kategori (1) produk yang ditetapkan adalah makanan/minuman (tidak termasuk alkohol dan makanan yang dimakan di luar rumah) dan kategori (2) surat kabar (langganan reguler untuk surat kabar yang terbit dua minggu sekali). Produk atau jasa yang disebutkan tadi akan terus memiliki tarif pajak sebesar 8% meskipun kenaikan pajak 10% telah diberlakukan. Kategori kedua memang tidak terlalu berpengaruh bagi wisawatan asing, tetapi mengetahui kategori pertama mungkin bisa sangat berguna. Jadi, makanan / minuman apa sajakah yang memenuhi syarat pengurangan tarif pajak?

Dampak pada Produk Makanan dan Minuman

SkyImages / Shutterstock.com

Pengurangan tarif pajak menjadi 8% berlaku untuk beras, sayur-sayuran, daging olahan, makanan ringan, dan air mineral. Produk yang berhubungan dengan alkohol tidak memenuhi syarat secara umum, kecuali bir tanpa alkohol dan makanan manis beralkohol. Produk obat-obatan dan produk farmasi-kuasi juga tidak memenuhi syarat untuk pengurangan tarif pajak, tetapi beberapa produk non-obat (minuman energi /minuman bervitamin, makanan kesehatan/untuk kecantikan) seperti Red Bull dan Monster Energy dikenakan pengurangan tarif pajak.

Sampai pada titik ini, perbedaan dasarnya adalah apakah produk tersebut produk makanan / minuman atau bukan, jadi tidak terlalu sulit untuk dipahami. Bagian rumitnya, makanan yang dimakan di luar rumah tidak memenuhi syarat untuk pengurangan tarif pajak. Rincian mengenai hal itu memang cukup rumit.

Apa Aturan untuk Makanan yang Dimakan di Luar Rumah?

shutterstock.com

Contohnya, jika Anda membeli kotak bento di mini market dan memakannya di luar, itu hanya akan dianggap sebagai pembelian makanan biasa dan tarif pajak yang berlaku adalah 8%. Akan tetapi, jika Anda makan di dalam mini market (makan ditempat), Anda dikenakan tarif pajak 10%. Beberapa toko dan restoran sudah memutuskan untuk bertanya kepada pelanggan saat pembayaran apakah akan makan di tempat atau membawa pulang.

Pemberitahuan tentang kenaikan pajak konsumsi dan pengurangan tarif pajak di Starbucks di Tokyo.

Sama halnya jika Anda membeli dan membawa pulang makanan / minuman dari restoran gyudon seperti Yoshinoya, Sukiya, dan Matsuya, atau di restoran cepat saji (McDonald’s dan KFC), atau kafe seperti Starbucks, Anda dikenakan pajak 8%Sebaliknya, pengurangan tarif pajak tidak diterapkan untuk produk yang dimakan di restoran. Seperti pengumuman yang ditulis oleh Starbucks pada gambar di atas, mereka menanyakan kepada pelanggan saat pembelian apakah hendak makan ditempat atau membawa pulang.

Jika Anda membeli makanan / minuman di tempat-tempat yang bukan bisnis utama mereka, itu bisa menjadi lebih rumit lagi. Misalnya, jika food court atau pedagang kaki lima tidak menyediakan meja dan kursi, produk dijual dengan tarif pajak yang dikurangi (8%). Namun, apabila meja dan kursi tersedia dan Anda menggunakannya, maka dianggap “makan ditempat” dan pengurangan tarif pajak tidak berlaku di sini.

Hal ini semakin rumit di bioskop. Apabila minuman / makanan yang dibeli dari stand penjualanan bioskop dikonsumsi sambil menonton film, maka dianggap pembelian biasa dan pajak yang berlaku adalah 8%. Namun, jika Anda hendak mengkonsumsinya di area tempat duduk dekat stand penjualan, pajak 10% yang digunakan.

Singkatnyawalaupun Anda membeli produk di toko yang tidak berspesialisasi dalam makanan dan minuman yang menyediakan meja dan kursi, kemudian Anda makan ditempat, dikenakan pajak 10%. Apabila Anda tidak menggunakan meja dan kursi di sana atau membawa pulang produk, akan dianggap pembelian biasa dan produk dijual dengan tarif pajak 8%.

Makanan Ringan dengan Hadiah Mainan di Dalamnya Tidak Dikenakan Pengurangan Pajak

Tooykrub / Shutterstock.com

Kami mengambil contoh jajanan populer di Jepang, Bikkuriman Chocolate (berhadiah stiker), Gurico Caramel (berhadiah mainan), atau satu pak teh berhadiah cangkir. Produk tersebut akan memenuhi syarat pengurangan tarif pajak jika:

1. Harga produk (setelah pajak) di bawah 10,000 yen.

* Produk di atas 10,000 yen dijual dengan pajak reguler tanpa pengecualian.

2. Harga produk makanan atau minuman setidaknya harus 2/3 dari nilai total (harga total).

* Contoh: teh berhadiah cangkir dihargai 6,000 yen. Harga teh itu sendiri 4,000 yen, sedangkan harga cangkir 2,000 yen. Dengan demikian, harga teh sudah mencapai 2/3 nilai total sehingga pengurangan tarif pajak berlaku di sini.

Pada dasarnya, pengurangan tarif pajak hanya berlaku untuk produk makanan atau minuman. Oleh karena itu, jika komponen utamanya bukanlah makanan / minuman maka tidak dihitung sebagai produk makanan / minuman.

Untuk jajanan yang disebutkan di atas, stiker hadiah yang dilampirkan Bikkuriman Chocolate hanyalah item ekstra, dan harga cokelat melebihi 2/3 nilai total sehingga berlaku pengurangan tarif pajak. Di sisi lain, mainan yang terlampir pada Gurico Caramel menjadi komponen utama dari produk tersebut. Ditambah lagi, harga karamel kurang dari 2/3 nilai total maka dijual dengan tarif pajak reguler. Silakan melakukan riset online atau bertanya langsung pada staf toko untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang produk yang Anda inginkan.

Di Jepang, kampanye khusus untuk menawarkan minuman berhadiah sering dilakukan secara berkala. Dalam kasus ini, hadiah terlampir tidak dijual, dan karena minuman berhadiah tersebut dijual dengan harga yang sama (tidak berubah) maka hadiah tersebut dianggap gratis. Dengan demikan, harga dari produk makanan / minuman itu melebihi 2/3 nilai total dan sudah memenuhi syarat untuk pengurangan tarif pajak.

Poin Lainnya yang Harus Anda Ketahui

MAHATHIR MOHD YASIN / Shutterstock.com

Sesuai dengan hasil revisi undang-undang tarif pajak konsumsi, sistem pengembalian poin diberlakukan untuk pembayaran non-tunai pada toko kecil/reguler selama sembilan bulan antara 1 Oktober 2019 hingga bulan Juli 2020.

Tujuan penerapan sistem pengembalian poin itu adalah untuk melunakkan dampak setelah diterapkannya kenaikan pajak dalam jangka waktu tertentu. Ada dua metode yang digunakan: (1) sistem pengembalian poin oleh layanan individual, atau (2) memberikan diskon langsung yang setara dengan nilai poin. Bagi wisatawan di Jepang, metode kedua akan lebih bermanfaat.

Berikut ini adalah jenis pembelian dan toko tempat diskon langsung dapat diterapkan:

  • Pembayaran dengan kartu kredit: JCB, Mitsui Sumitomo Card, SAISON CARD, UC Card, dan Mitsui UFJ NICOS (sebagian).
  • Mini market besar (Seven Eleven, Family Mart, Lawson, Ministop).
(C) Dewan Promosi Non-tunai
Sumber dari FamilyMart: Pengembalian uang untuk pelanggan non tunai

Penjelasan lebih detail mengenai pembayaran non-tunai yang memenuhi syarat sistem pengembalian poin bisa Anda baca pada website ini. Sayangnya, penjelasan ditulis dalam bahasa Jepang. Jika Anda ingin tahu lebih lanjut, mintalah bantuan penutur bahasa Jepang.

(Tambahan) Kenaikan Pajak yang Diterapkan oleh Para Pelaku Bisnis

Bagaimana dengan layanan yang beroperasi selama 24 jam seperti taksi?

Toko 24 Jam

Nitinai Photomemory / Shutterstock.com

Beberapa toko di bawah ini sudah menerapkan tarif pajak 10% sejak tanggal 1 Oktober 2019.

  • Tiga mini market besar: Seven Eleven, Family Mart, dan Lawson.
  • Restoran keluarga yang dijalankan oleh perusahaan besar Skylark Group, termasuk Gusto, Bamiyan, dan Jonathan’s.
  • Sugi Drug Pharmacy 24 jam.
  • Karaoke no Tetsujin.

Taksi

Ned Snowman / Shutterstock.com

Sama seperti layanan lainnya, penerapan tarif pajak baru oleh setiap perusahaan taksi juga bervariasi. Perusahaan taksi besar Teito Motor Transportation dan Sanwa Kotsu Taxi sudah menggunakan tarif pajak 10% sejak tanggal 1 Oktober.

UKRID / Shutterstock.com

Demikianlah kesimpulan sederhana mengenai kenaikan pajak konsumsi untuk menjelaskan beberapa hal yang membingungkan bagi wisatawan atau orang asing yang tinggal di Jepang. Semoga informasi ini bermanfaat!


Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di FacebookTwitter, atau Instagram!

The information in this article is accurate at the time of publication.

0 Shares: